Jumat, 08 Januari 2016

Tugas softskill bab 6

Pesawat Lion Air (Liputan6.com/Faisal R Syam)
Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang Lion Air mencurahkan pengalaman buruknya terbang bersama maskapai tersebut. Ia menyebut saat itu pesawat terbang dengan pintu depan tak tertutup rapat. Hampir celaka.
Pengalaman mencekam itu terjadi setelah beberapa menit pesawat Lion Airmeninggalkan landasannya. Kartini mengaku mendengar bunyi gemuruh di pesawat yang ditumpanginya.

"Nah, saat lepas landas mulai terdengar suara aneh. Suara gemuruh keras seperti bunyi 10 vacum cleaner atau 20 hair dryer dinyalakan bersamaan. Awalnya saya pikir bunyi suara hujan, tapi saat saya melihat ke luar jendela, ternyata cuaca agak sedikit berawan dan pesawat agak sedikit berguncang," tulis Kartini dalam akun Facebook-nya yang dikutip Liputan6.com, Rabu (30/12/2015).

"Saya mulai tidak tenang dan curiga. Selama saya traveling tidak pernah sekali pun saya mendengar suara ribut gemuruh seperti itu sebelumnya," ujar dia.

Kartini Kongsyahyu menuliskan kengerian itu dalam jejaring sosialnya. Pesawat dengan nomor penerbangan GT 926 rute Denpasar (Bali) -Makassar (Sulawesi Selatan) itu seharusnya berangkat pada Minggu, 27 Desember 2015 pukul 21.00 Wita. Namun penerbangan harus tertunda selama 3 jam sebelum akhirnya penumpang dipersilakan naik.

Saat itu, kata dia, awak pesawat mengumumkan jika burung terbang itu akan kembali ke Denpasar karena kerusakan teknis, sementara lampu indikator tanda bahaya juga terus berkedip-kedip.

"Saat mendarat kembali, kami hanya diminta menunggu dalam pesawat selama 20 menit sampai mereka memperbaiki kerusakan dan penerbangan akan dilanjutkan kembali dengan pesawat yang sama," tutur dia.

"Kalaupun tidak, maka akan diganti dengan pesawat Lion Air lainnya dan masih harus menunggu. Waktu itu sudah pukul 2 subuh. Anak saya semua sudah nangis, tertidur tidak jelas arah," ucap Kartini.

Namun Kartini dan keluarga memutuskan untuk tetap turun dari pesawat. Alangkah terkejutnya dia begitu melihat kerusakan yang terjadi.

"Alangkah kagetnya saya saat turun di landasan sudah standby mobil SAR (berarti mereka sudah siap-siap dengan hal yang gawat, kan?). Ternyata kerusakan yang terjadi ada di pintu depan pesawat yang tidak bisa tertutup rapat," tulis Kartini.

"Itulah penyebab suara bising badai yang saya dengar sedari pesawat tinggal landas. Bisa Anda bayangkan kalau tekanan udara kuat, maka bisa membuat kabin pesawat hancur seketika."

Kata Lion Air

Informasi ini tak dibantah oleh pihak Lion Air. Public Relations Manager Lion Air Group, Andy M Saladin, menyatakan, saat peristiwa itu terjadi pilot memutuskan untuk kembali ke Denpasar demi keselamatan penumpang.

Dia mengatakan seluruh penanganan sudah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Lion Air juga melakukan investigasi terkait penyebab kerusakan pada pintu pesawat tersebut.


"Di Denpasar langsung pengecekan. Masih diselidiki, tapi tak ada masalah yang berarti," ujar Andy kepada Liputan6.com ketika dihubungi lewat sambungan telepon.**

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2400784/kisah-penumpang-lion-yang-terbang-dengan-pintu-tak-tertutup-rapat?p=1

Penyelesaian masalah :

     Bukan hal baru lagi maskapai ini melakukan kesalahan kesalahan mulai dari yang ringan sampai yang dapat membahayakan nyawa banyak orang, dari tahun ketahun selalu ada beberapa kasus yang melibatkan maskapai ini.

     Memang segala kerusakan ataupun kesalahan faktornya bukan hanya human error ada beberapa faktor lainnya seperti faktor alam dan faktor lainnya, akan tetapi dari segala bentuk keteledoran dapat diminimalisirkan terutama yang berhubungan dengan human error dengan segala usaha yang dapat dilakukan.

     Dalam kasus ini maskapai lion air sudah berulang kali melakukan hal serupa yaitu kesalahan yang bermula dari kesalahan teknis seharusnya management Lion air terus melakukan pembenahan diri sebelum pelanggan benar benar meninggalkan maskapai ini.

     Beberapa jalan keluar menurut pendapat kelompok kami diantaranya :

1. Perombakan ulang managemen maskapai ini mulai dari staff yang bertugas dilapangan maupun diluar lapangan, ini dilakukan agar segala kekurangan ataupun kebiasaan yang salah dapat diputus mata rantainya.

2. Melakukan kajian ulang terhadap teknisi pesawat yang dapat dilakukan dengan cara study banding ataupun dengan mengirim tenaga ahli internal untuk belajar dengan maskapai lainnya yang telah terbukti kualitasnya ini dilakukan agar para tenaga ahli dapat meningkatkan standart kerja mereka agar tidak terjadi lagi keslahan yang seharusnya dapat dihindari.

3. Dari segi pemerintah dapat dilakukan pembekuan sementara untuk maskapai ini agar segera melakukan pembenahan diri sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Ini dilakukan agar maskapai ini tidak menunda pembenahan diri dan dilakukan dengan sesegera mungkin.

4. Jika dalam prakteknya maskapai ini masih melakukan kesalahan walaupun sudah dilakukan pembekuan sebelumnya dapat dilakukan pencabutan izin terbang terhadap maskapi ini agar menimbulkan efek jera dan menjadi peringatan untuk maskapi lainnya.

Dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan kami maka hanya sebatas ini kami dapat menyimpulkan dan memberikan saran semampu kami. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar