Kamis, 08 Januari 2015

tulisan 8 : KONSEP PEMASARAN


 Fokus pemasaran yang utama adalah menjadikan kebutuhan dan keinginan para konsumen. Filsafat pemasaran yang berorientasi ke konsumen dikenal sebagai konsep pemasaran. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran adalah jika perusahaan ingin meraih sukses maka perusahaan harus menentukan kebutuhan dan keinginan berbagai target pasar tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik dari pada pesaing. Konsep pemasaran didasarkan pada dasar pemikiran bahwa pemasar harus membuat apa yang dapat dijualnya, dari pada berusaha menjual apa yang telah dibuatnya. Konsep penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan konsep pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli.

RUANG LINGKUP PERILAKU KONSUMEN
Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu membuang produk. Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya.

PERILAKU KONSUMEN BERAKAR PADA LINTAS DI SIPLIN ILMU PENGETAHUAN
Perilaku konsumen merupakan cabang antar ilmu pengetahuan, yaitu didasarkan pada berbagai konsep mengenai orang yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan dalam disiplin ilmu yang sangat berbeda. Teori-teori awal mengenai perilaku konsumen didasarkan pada teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak sacara rasional untuk memaksimumkan kekayaan, keuntungan (kepuasan) mereka dalam memberi barang dan jasa.

MODEL SEDERHANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun memiliki hubungan satu sama lain diantaranya:

1) Tahap Input
Merupakan tahap yang mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama, yaitu:

  • Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosi dan dimana ia dijual),
  • Pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal). Hal ini merupakan input yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli.
2) Tahap ProsesMerupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.

3) Tahap Output
Merupakan pengambilan konsumen terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat dengan perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Percobaan merupakan tahap penyelidikan pada perilaku pembelian, yakni konsumen menilai produk melalui pemakaian langsung pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk.

ETIKA PEMASARAN
Penilitian-penelitian mengenai etika pemasaran biasanya memusatkan perhatian pada berbagai praktik pemasar. Studi mengenai filsafat etika mengemukakan dua kelompok teori yang berbeda yaitu:
  1. Teori Teleologi, berkaitan dengan nilai moral atas perilaku yang ditentukan besarnya nilai tersebut berdasarkan akibatnya.
  2. Teori Deontologi, berhubungan dengan metode dan maksud yang terkandung dalam perilaku tertentu.
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Lingkungan perusahaan dan falsafah perusahaan merupakan faktor yang menentukan perilaku yang etis para karyawan perusahaan. Banyak perusahaan yang telah menyusun kode etik yang jelas untuk menentukan cara pengambilan keputusan di seluruh organisasi.
Perusahaan pada umumnya mengakui bahwa kegiatan yang bertanggung jawab secara sosial memperbaiki citra perusahaan dimata para konsumen, pemegang saham, masyarakat keuangan, dan publik terkait lainnya. Dengan cara demikian, bentuk bisnis yang baik, yang menghasilkan citra yang baik, dan akhirnya meningkatkan penjulan.

KONSEP PEMASARAN YANG MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
Konsep ini menghendaki agar semua pemasar menaati prinsi-prinsip tanggung jawab sosial dalam memasarkan barang dan jasa mereka yaitu, mereka harus berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan berbagai pasar targetnya dengan cara melindunginya dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.
Hambatan yang serius untuk memperluas pelaksanaan konsep pemasaran yang memperhatikan kepentingan masyarakat ini adalah orientasi jangka pendek yang diatur oleh para manajer bisnis atas langkah yang diambil untuk meningkatkan pangsa pasar dan memperoleh laba dengan cepat.

tugas 2 : PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

A. Model


a. Model Perilaku Pengambilan keputusan
·  Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
·  Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·  Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·  Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·  Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·  Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.      Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·  Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·   Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.


B. Proses Pengambilan keputusan oleh konsumen

1. Proses “ Complex Decision Making “
 Terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untukmembeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.

2. Proses “ Brand Loyalty “.
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.

3. Proses “ Limited Decision Making “.
Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan
yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.

Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.

3. Proses “ Inertia “.
Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak
ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.


C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

Tiga factor yang mempengaruhi pilihan konsumen
(1). Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1). Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

(2). Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional (
situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

(3). Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari
konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.


d. Pembelian

Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen

1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku)

2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)

3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.

4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.

5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.

6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).

tugas 1 : Tahap Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Membeli Barang di Online



Menurut Lamb et al. (2001:188) perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa. Pelajaran mengenai perilaku konsumen juga menyangkut analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Dengan demikian perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Berikut adalah tahap-tahap dalam pembelian:
1.    Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal, terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang (seperti lapar dan haus) telah mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena seseorang menonton iklan atau melihat produk baru milik tetangganya.
2.    Pencarian Informasi
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi produk. Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
3.    Evaluasi Alternatif
Evaluasi umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler dan Keller, 2007).
4.    Keputusan Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran.
5.    Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan tentang merek lain.

tulisan 7 : CARA MEYAKINKAN KONSUMEN

Ketika kita menawarkan produk atau jasa kepada konsumen, sebagian dari masyarakat tidak begitu saja yakin dengan penawaran yang kita tawarkan. Untuk meyakinan konsumen terhadap produk yang ditawarkan butuh cara komunikasi pemasaran yang menarik konsumen. Sebab keahlian komunikasi untuk menyampaikan kelebihan serta kualitas yang dimiliki sebuah produk, sangat dibutuhkan untuk meyakinkan pelanggan.
Seorang konsumen hanya akan membeli sebuah produk, jika mereka telah yakin dengan kualitas dan kelebihan produk yang ditawarkan. Selain itu keyakinan konsumen secara tidak langsung akan mengarahkan mereka untuk membeli produk yang kita tawarkan tanpa harus kita yakinkan kembali, sehingga memberikan dampak positif bagi omset penjualan produk. Oleh karena itu munculnya keyakinan dari konsumen menjadi modal awal dari kesuksesan penjualan produk.
Untuk mengatasi masalah ketidakpercayaan dari konsumen, sebaiknya perhatikan beberapa cara meyakinkan konsumen berikut ini :
  1. Ciptakan image produk Anda. Image suatu produk sangat berpengaruh terhadap keyakinan yang diberikan konsumen. Untuk itu ciptakan image yang berkualitas di mata para konsumen, dengan mengenalkan kelebihan – kelebihan produk Anda. Semakin banyak konsumen yang mengetahui kelebihan produk kita, semakin mempercepat munculnya keyakinan konsumen.
  2. Selalu tanamkan image produk kepada konsumen. Semakin terkenal image produk Anda semakin yakin pula konsumen, pada produk Anda. Sehingga para konsumen lebih loyal dengan produk kita berapapun harga yang ditawarkan. Bandingkan saja harga donat Dunkin’ Donuts dengan harga donat di warung roti di sekitar rumah Anda, sangat jauh berbeda bukan? Walaupun harga di Dunkin’ Donuts lebih mahal, namun konsumen lebih memilih Dunkin’ Donuts dibandingkan donat yang ada di warung roti. Karena konsumen lebih mempercayai kualitas rasa Donkin’ Donuts.
  3. Berikan bukti kepada para konsumen. Untuk meyakinkan konsumen, dibutuhkan bukti atau fakta mengenai kualitas maupun kelebihan yang dimiliki produk. Anda dapat memberikan bukti kepada konsumen dengan mencantumkan kesaksian dari konsumen lain yang telah memperoleh manfaat dari produk kita. Selain itu Anda juga bisa mengadakan demo produk dengan langsung melibatkan konsumen sebagai strategi promosi. Agar konsumen dapat membuktikan langsung kelebihan yang dimiliki produk.
Adanya keyakinan konsumen mempermudah strategi pemasaran yang kita gunakan.  Sekian informasi tentang cara meyakinkan konsumen, semoga dapat bermanfaat bagi usaha Anda. Perhatikan respon pasar dari konsumen Anda, jangan sampai keyakinan konsumen Anda berpindah ke produk lain. Salam sukses.

tulisan 6 : MACAM MACAM KONSUMEN

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

Perilaku Konsumen
 adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Berbeda konsumen maka berbeda juga perilaku dan sifatnya, berikut adalah macam-macam konsumen beserta penjelasannya:
1.      Pembeli Apatis

Yaitu jenis orang yang tidak akan pernah membeli apapun, tidak peduli sebagus apapun produk kita, seberapa murah, cenderung sinis, negatif, aneh dan tidak tertarik. Mereka ini biasanya orang punya banyak masalah pribadi sehingga tidak tertarik dengan penawaran.
Contoh : Pembeli ini hanya membeli barang apabila dibutuhkan saja (membeli kebutuhan sembako).

2.      Pembeli Aktualisasi Diri

Yaitu pembeli yang mengetahui dengan jelas apa yang ia inginkan, fitur dan manfaat yang ia cari serta jumlah uang yang bersedia ia keluarkan untuk membeli. Jika anda mempunyai apa yang mereka inginkan maka mereka dapat langsung membelinya, saat itu juga tanpa banyak pertanyaan. Tipe ini sangat positif dan menyenangkan.
Contoh : Orang yang membeli pakaian, Orang yang membeli buku untuk menambah ilmu pengetahuannya.

3.      Pembeli Analitis

Yaitu tipe pembeli ini sangat detail dan penuh pertimbangan serta cenderung agak cerewet. Dalam menghadapi tipe pembeli seperti ini butuh kesabaran, karena mereka akan banyak bertanya untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap sebagai sarana pengambilan keputusan. Mereka akan bersikap teliti dan membandingkan dengan produk atau jasa yang lain.
Contoh : Orang yang akan membeli handphone, mobil maupun rumah.

4.      Pembeli Penghubung

Yaitu tipe pembeli ini sangat peduli dengan apa yang akan dipikirkan atau dirasakan orang lain mengenai keputusan pembelian mereka. Mereka akan peduli bagaimana orang akan berespon terhadap pilihan mereka. Ia akan selalu berusaha membicarakan dulu dengan keluarga, teman dan relasinya sebelum mengambil keputusan pembelian. Biasanya mereka suka bertanya mengenai siapa saja yang pernah gunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. Mereka suka berpikir panjang dan bisa tiba-tiba berubah pikiran saat ada orang yang memberi masukan negatif.
Contoh : Ibu yang membeli susu untuk anaknya pasti akan meminta pertimbangan keluarganya.

5.      Pembeli Penyetir

yaitu tipe ini kepribadiannya seperti direktur. Sangat terbuka, tergesa-gesa, tidak sabar, dan ingin langsung pada inti pembicaraan. Mereka selalu merasa sibuk dan tidak suka banyak basa-basi, jadi mereka ingin langsung tahu mengenai produk atau jasa kita dan berapa harganya lalu mengambil keputusan apakah akan membeli atau tidak.
Contoh : Orang yang membeli tas laptop, orang yang membeli computer.

6.      Pembeli Yang Senang Bersosialisasi

Yaitu tipe pembeli ini sangat ramah, menyenangkan, suka bicara dan berhubungan baik dengan sales. Kadang mereka terlalu cepat setuju dan membeli asal mereka sudah rasa senang sehingga tidak perhatikan hal-hal detail. Kalaupun mereka tidak ingin membeli mereka akan menolak secara halus bahkan membantu kita mencari pembeli lain.
Contoh : Orang yang membeli pajangan atau hiasan rumah.

7.      Pembeli Impulsif

Yaitu tipe pembeli yang melakukan pembelian tanpa direncanakan. proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen timbul begitu saja saat ia melihat suatu barang atau jasa. Karena ketertarikannya, selanjutnya ia melakukan pembelian pada barang atau jasa yang bersangkutan.
Contoh : Anak kecil yang membeli cokelat atau ice cream.

8.      Pembeli Informatif

Yaitu tipe pembeli yang suka bertukar informasi dengan penjualnya atau memberi saran akan produk yang sering dipergunakan atau dibutuhkan.
Contoh : Pembeli yang akan membeli produk perhiasan.

tulisan 5 : CIRI-CIRI PERILAKU KONSUMEN

DEFINISI PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
sifat dari perilaku konsumen yaitu:
1. Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih
konsumennya.
2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.
3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

Rabu, 07 Januari 2015

TULISAN 4 : PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK INDONESIA

Konsumen ibaratnya raja. Konsumen memilih, menentukan, membeli dan menggunakan barang. Sedangkan produsen adalah pelayan yang menyediakan berbagai macam kebutuhan untuk melengkapi kebutuhan konsumen.
Seorang konsumen akan membeli barang.Apakah barang tersebut merupakan kebutuhan atau hanya kehendak sementara.Konsumen memiliki banyak pertimbangan terhadap suatu produk.Setidaknya terdapat beberapa keputusan yang menjadi landasan bagi konsumen untuk menilai  atau membeli suatu produk yang ditawarkan.
  • Keputusan tentang jenis produk.
Konsumen menentukan jenis produk yang ditawarkan,apakah ia memerlukan barang tersebut disaat itu atau tidak.Jika ia bermaksud untuk membeli barang tersebut maka ia menalokasi budget keproduk tersebut jika tidak maka ia akan mencari alternatif lain. Biasanya jika barang tersebut benar-benar menjadi kebutuhan,seorang konsumen tidak ragu untuk mengeluarkan biaya berapapun untuk mendapatkan barang  tersebut.
  • Keputusan tentang bentuk produk.
Hal ini berkaitan dengan mutu, kualitas, effisien dan keefektivan suatu produk yang dibeli.Jika produk tersebut sesuai harganya dengan mutu yang ditawarkan maka konsumen akan mengambil barang tersebut.
  • Keputusan Akan merk.
Merk merupakan suatu penentu bagi konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen biasanya lebih cenderung membeli barang atau produk yang merknya lebih terkenal dan menjadi trend didalam masyarakat. Misalnya dalam suatu kasus : Trend penggunaan smartphone touch screen saat ini. Banyak dari masyarakat kita beralih dari penggunan hp biasa ke smartphone touchscreen.Trend ini mengakibatkan masyarakat tidak segan untuk mengeluarkan biaya demi mendapatkan produk ini.Fenomena ini merupakan wahana bagi  produsen untuk menciptakan produk touchscreen dengan harga murah.
  • Keputusan akan Harga.
Konsumen lebih utama melirik harga dibandingkan mutu yang ditawarkan. Bagi masyarakat awam harga menentukan apakah produk tersebut laku dipasaran atau tidak.Konsumen wanit lebih cendrung memilih produk-produk yang ditawarkan lebih murah,itulah kenapa diskon menjadi sesuatu yang berharga bagi wanita untuk melakukan pembelian suatu barang.
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap Pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
Pengenlan Masalah (problem recognition)
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
Pencarian Informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
Mengevaluasri Alrternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Keputusan Pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Evaluasi Pasca Pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
Definisi Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). Adanya kepuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan terhadap sebuah produk dan akan menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2
  • Kepuasan Fungsional
Merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
Contoh kasus :: Penggunaan SmartTV Samsung 3D,pengguna TV tersebut benar-benar merasa puas dengan layanan yang berikan oleh SmartTV tersebut yaitu berupa layanan 3D dari program yang ditayangkan.
  • Kepuasan Psikologikal
Merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.
Contoh Kasus :: Perawata Rambut di Salon. Dalam hal ini konsumen diberi layanan berupa perawatan rambut, baik itu berbentuk pijatan kepala, maupun rebonding atau semacamnya.
Menurut para ahli kepuasan konsumen antara lain:
  • Fandy mendefinisikan “kepuasan konsumen sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian menyangkut kinerja produk relatif bagus atau tidak, dan apakah produk bersangkutanmemiliki kecocokan dengan tujuan atau pemakaiannya”. (Tjiptono, 2004:133).
  • Menurut (Kotler,2000) bahwa kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
  • Menurut (C. Mowen, 2000:512), Kepuasan Konsumen adalah “ Consumer Satisfaction is defined as the overall attitude regarding a good or service after its acquisition and use “.
  •  Menurut Barkelay dan Saylor (1994), Kepuasan konsumen “fokus dari proses manajemen berorientasi pada konsumen, bahkan dinyatakan pula bahwa kepuasan pelanggan adalah kualitas”. Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh (Juran, 1993:90) bahwa, “kualitas adalah kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen berkaitan erat dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan demikian kepuasan konsumen”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,kepuasaan konsumen meliputi Kinerja produk yang ditawarkan oleh suatu produk,apakah produk tersebut cocok atau tidak.Kinerja perusahaan berupa pelayanan yang ditawarkan oleh kepada konsumen,baik itu Customer Service,sistem pembayaran maupun sistem penerimaan keluhan dan saran.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN INDONESIA  TERHADAP  JERUK CHINA.
Sekarang saya akan coba membahas perilaku konsumen Indonesia terhadap jeruk china.Bukan hanya dalam sektor industri saja produk-produk cina mendominasi ,produk china juga merambah pada dunia pertanian tanah air.Khususnya jeruk china
Jeruk china merupakan buah-buahan yang populer belakang ini.penampilan luar yang kuning-orange membuat orang tertarik untuk membelinya.Dibandingkan dengan jeruk lokal yang umumnya berwarna hijau kekuningan.Harganya pun tergolong murah dibandingkan jeruk lokal. Biasanya untuk 1 kg jeruk china diharga Rp17.000,- sedangkan untuk jeruk lokal dihargai sebesar Rp20.000/kg .Hal ini tentu saja membuat konsumen lebih memilih produk yang lebih murah.
Sesuai dengan hukum penawaran “semakin murah produk yang ditawarkan,semakin banyak produk yang minta”.Maka tak heran mengapa jeruk china jauh lebih murah dan banyak berada dipasaran.Ada beberapa hal  yang menjadi faktor utama mengapa jeruk china lebih laku dipasaran dibandingkan jeruk lokal:
Harga
Dibandingkan jeruk lokal ,jeruk china lebih murah yaitu Rp17.000,-/kg sedangkan jeruk lokal dihargai sebesar Rp20.000,-/kg.Penampilannya juga menarik terbungkus rapi dengan plastik.
Transportasi.
Jeruk china didistribusikan secara menyeluruh dalam skala besar dengan bea cukuai yang sangat rendah yakni 0%-5% itulah mengapa jeruk china jauh lebih murah.Sedangkan jeruk lokal distribusi nya terdapat banyak hambatan,baik itu dikarena transportasi, pajak maupun sarana dan prasarana.
  1. Iklim di China memungkin negara bambu ini memproduksi jeruk dalam jumlah yang sangat besar.Sedangkan diIndonesia panen jeruk tergantung pada iklim.Iklim di Indonesia saat ini mengalami musim pancaroba,menyebabkan produksi jeruk sangat rendah.
  2. Peraturan perdagangan Indonesia
Adanya peraturan perdagangan Indonesia
menyebabkan harga jeruk lokal lebih mahal. Jeruk lokal dikenai pajak lebih ditinggi dibandingkan pajak jeruk impor.
Murah dan warna yang menarik.Namun,tak semuanya menjamin bahwa kandungan vitamin C didalamnya benar-benar baik. Jeruk china walaupun warnanya ranum kuning,tapi isinya kurang kadar air,kadang kering.Sedangkan jeruk lokal walaupun tampilan luarnya tidak sebagus jeruk china tapi kandungan airnya jauh lebih banyak dari jeruk china.Kandungan vitamin C nya juga jauh lebih. Bukan hanya itu. Jeruk lokal diproduksi oleh petani lokal yang distribusinya walaupun lambat tapi tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Kandungan jeruk china ternyata lebih  banyak mengandung senyawa kimia terutama formalin yang menyebabkan warna nya jauh lebih cantik dan menarik serta tahan lama. Senyawa kimia ini akan berubah menjadi racun yang sangat berbahaya bagi tubuh  bahkan bisa menyebabkan kanker.
Jadi , sebagai konsumen yang cerdas. Keputusan ada ditangan anda apakah anda ingin membeli produk murah tapi mutu yang rendah, atau produk yang mahal tapi mutunya tinggi.

TULISAN 3 : GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PERILAKU KONSUMEN



Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan menyediakan besaran pembinaan yang tepat bagi bawahan. Selain itu pemimpin tersebut nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, meliputi nyaman dengan posisi sebagai pemegang kekuasaan, percaya diri dengan kemampuannya untuk memimpin, dan kemampuan untuk mendengarkan perasaan dan kata-kata orang lain.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu memahami dan memenuhi tiga jenis kebutuhan dalam oganisasi, yaitu kebutuhan tugas, kebutuhan individu, dan kebutuhan tim. Konsep fungsi kepemimpinan efektif berdasarkan beberapa pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa konsep kepemimpinan efektif adalah konsep kepemimpinan yang memperhatikan relasi dan kebutuhan antara pemimpin dan pengikut, di mana di dalamnya terdapat karakteristik yang menjadi instrumen untuk menghasilkan output kepemimpinan. Instrumen kepemimpinan tersebut merupakan hubungan yang didasari oleh kebajikan moral dan sosial.


Ketika seorang pemimpin bersedia memahami bawahan maka bawahan akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan diri sendiri. Dengan adanya kepemimpinan partisipatif maka membuka ruang bagi pemberdayaan staf untuk berhubungan dengan bawahan. Ini artinya, pemimpin yang efektif harus memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi bawahan, situasi lingkungan. 
Contoh Kepemimpinan Yang Ideal
Menurut saya gaya kepemimpinan nyata yang cukup ideal di Indonesia yaitu saat penggantian Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo..
Ideal dalam arti "sesuai dengan yang dicita-citakan". Pejabat yang tak bisa mengikuti irama kerja mereka akan menerima konsekuensi pencopotan jabatan. Padahal biasanya, dalam setiap pergantian pejabat pemerintahan selalu dengan basa-basi "sebagai hal rutin" yang dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Kepemimpinan baru Pemprov DKI membawa harapan besar bagi warga Jakarta. Tak hanya menampilkan gaya birokrasi merakyat yang jauh dari pamrih pencitraan, tapi juga terobosan sebagai bagian utuh komunikasi yang merakyat, bahan keputusan publik.
Gaya memerintah dari belakang meja mereka tinggalkan. Semula terobosan Jokowi sempat menimbulkan kekhawatiran. Namun, Jokowi-Basuki membalikkan semua. Mereka berbagi kerja dan tak saling menjegal.
Perubahan yang mereka bawakan tidak hanya slogan kampanye, tetapi kinerja sehari-hari. Tidak hanya populer berkat liputan media, tetapi juga keberanian mengambil keputusan sebagai pemimpin berkarakter. Tidak hanya obral janji namun bertindak sebagai pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Aspirasi kritis yang disampaikan sejumlah pihak terus diperlukan tanpa lupa mengapresiasi keberhasilan. Kesigapan menangani banjir dan kebijakan kartu sehat, sekadar contoh keberhasilan.
Kepemimpinan ideal yang bersinergi dengan responsive selain menampilkan gaya melayani, juga menuntut syarat keberanian. Keberanian dilakukan tidak oleh kuatnya jumlah pendukung, tetapi oleh keyakinan dan kredibilitas pribadi dan kompetensi sang pemimpin.
Bobot dan wilayah persoalan kepemimpinan daerah memang tak sebesar kepemimpinan nasional. Namun, kriteria dasar kepemimpinan daerah merupakan miniatur kriteria kepemimpinan nasional. Contohnya upaya pemberantasan korupsi. Niscaya tak cukup dengan memperkuat perangkat dan aparat hukum, tetapi terlaksananya prinsip fiat justitia ne pereat mundus (keadilan harus ditegakkan agar dunia tidak hancur) tanpa pandang bulu.
Prinsip bijak itu tak mudah diwujudkan, apalagi dengan dikedepankannya kepentingan politis-pragmatis-sempit dan hilangnya kredibilitas kepemimpinan karena terjerat kasus hukum. Keberhasilan kepemimpinan ideal responsif niscaya terbuka lebar bagi pemimpin daerah dan nasional yang punya kredibilitas, kompetensi, dan keberanian berpihak pada kepentingan rakyat banyak.

Semoga akan ada banyak calon-calon pemimpin bangsa baru yang memiliki terobosan baru untuk memajukan bangsa tanpa pandang bulu dan bertindak berdasarkan hati nurani tidak sekedar obral janji. Namun mengabdi kepada Negara serta membenahi birokrasi dan tata kota yang belum terorganisir dengan semestinya.

TULISAN 2 : PENGARUH BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

DEFINISI

Dalam  kaitannya dengan perilaku konsumen, budaya dapat didefinisikan sebagai
sejumlah total dari beliefs, values, dan customs yang dipelajari yang ditujukan pada
perilaku konsumen dari anggota masyarakat tertentu.
Lebih luas lagi, baik values maupun beliefs merupakan konstruk mental yang mempengaruhi sikap yang kemudian berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap perilaku tertentu.Contohnya : seseorang memilih antara merk jam guess atau Alexander Christtie ketika memilih, dia akan menggunakan values dan beliefs yang berupa persepsi terhadap kualitas yang akan didapat dan persepsi mengenai seberapa terkenal dan banyaknya orang yang menggunakan produk tersebut.
Berbeda dengan values dan beliefs yang menjadi pedoman berperilaku,customs atau kebiasaan terdiri dari perilaku rutin sehari-hari yang merupakan cara berilaku yang dapat diterima. Contohnya : memberikan bubuk sirup kedalam gelas berisi air putih.
Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu penjual atau produsen dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap produk mereka. Mulai dari bagaimana tanggapan konsumen, reaksi konsumen, ataupun kritik dari konsumennya. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku  sering diterima begitu saja, atau dalam kata lainnya pengaruh ini sangat tidak disadari oleh masyarakat, barulah ketika kita berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan kita, kita baru menyadari bagaimana budaya telah membentuk perilaku kita. Yang kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya kita sendiri bila kita berhadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang bisa melakukan pernikahan sesame jenis tentu akan merasa bahwa itu budaya yang tidak masuk akal dan merupakan hal yang tidak baik dibandingkan dengan budaya yang memang melarang keras hubungan sesama jenis.
Konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka, karena setiap individu mempersepsikan dunia dengan pendapat dan cara pandang masing-  masing.Singkatnya, budaya dapat memuaskan kebutuhan, budaya bisa dipelajari, dan yang paling penting adalah budaya berkembang, karena semakin berkembangnya budaya atau yang biasa kita dengar dengan istilah Up To Date maka akan semakin berkembang pula daya beli seseorang.

MITOS DAN RITUAL KEBUDAYAAN

Kehidupan kita tidak terlepas dari kebudayaan yang merupakan aktualisasi interaksi antar unsur yang mengisi setiap segi kehidupan. Hasil aktualisasi ini kemudian menjadi pegangan kehidupan bagi generasi berikutnya. Seiring berjalannya waktu, banyak dari kebudayaan ini mengalami modifikasi bahkan hilang. Salah satu penyebab dari hal ini yaitu pemikiran manusia yang semakin rasional sehingga mereka berusaha untuk mencari jawaban dari berbagai ritual budaya tersebut. Mitos merupakan dasar dari kebudayaan, dimana kata mitos berasal dari bahasa Yunani yaitu muthos yang berarti cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang. Mitos memiliki keunikan dan perbedaan mendasar dari cerita rakyat, didalam mitos terkandung makna – makna yang dihadirkan lewat simbol – simbol yang mengungkap asal – usul masyarakat. Namun mitos bukanlah suatu cerita sejarah karena tidak memuat unsur ruang dan waktu tertentu.
Kehadiran mitos bisa berbeda mengikuti kekhasan budaya pada suatu tempat, pada mulanya mitos merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pedoman dan arah kehidupan masyarakat. Dimana mitos menceritakan proses perubahan suatu keadaan, dunia kosong menjadi berpenghuni, asal – usul manusia, binatang dan tumbuhan sehingga dengan cerita ini mitos memiliki fungsi sebagai sarana untuk melindungi dan memperkuat moralitas, keyakinan dan kepercayaan serta peraturan – peraturan lain sebagai tuntunan masyarakat. Namun dewasa ini, mitos tidak lagi mampu menyampaikan makna yang sesungguhnya. Pandangan mitos sekarang ini hanya sekedar pemaknaan dangkal dan hanya mewakili dari yang tampak. Sayangnya keadaan ini sudah berlangsung lama dan menjadi konsumsi massa.
Memang hal klasik yang terjadi di dunia adalah salah dan benar, iya dan tidak serta positif dan negatif. Begitupun yang terjadi dengan mitos yang kemudian dalam perkembangannya lebih mengarah kearah yang negatif. Masyarakat yang merupakan komunitas “pengguna” mitos, diwajibkan oleh penguasa untuk mempertahankan mitos yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga unsur pengagungan dan kesetiaan yang berlebihan menjadi sangat kental. Kepatuhan masyarakat merupakan sarana politik yang berperan untuk menjalankan kepentingan penguasa. Mitos memiliki daya tarik yang kuat, masyarakat “menelan” nilai – nilai ini tanpa pertimbangan dengan anggapan itu berfungsi juga sebagai pengungkapan kepentingan mereka (masyarakat). Contohnya adalah mitos raja sebagai keturunan dewa, raja digambarkan keluar dari laut yang terbelah atau turun dari gunung yang tinggi. Raja juga biasanya memiliki simbol, baik berupa benda seperti keris, tongkat, bendera dan mahkota. Maupun simbol berupa kekuatan magis yang sakti dan identik dengan fungsinya sebagai penguasa. Hal ini merupakan salah satu cara penguasa untuk memberikan legimitasi dan eksistensi kekuasannya.

BUDAYA DAN KONSUMSI

Produk mempunyai fungsi, bentuk dan arti . Ketika konsumen membeli suatu produk mereka berharap produk tersebut menjalankan fungsi sesuai harapannya, dan konsumen terus membelinya hanya bila harapan mereka dapat dipenuhi dengan baik. Namun, bukan hanya fungsi yang menentukan keberhasilan produk . Produk juga harus memenuhi harapan tentang norma, misalnya persyaratan nutrisi dalam makanan, crispy (renyah) untuk makanan yang digoreng, makanan harus panas untuk ‘steak hot plate’ atau dingin untuk ‘ agar-agar pencuci mulut’.Seringkali produk juga didukung dengan bentuk tertentu untuk menekankan simbol fungsi seperti ‘ kristal biru’ pada detergen untuk pakaian menjadi lebih putih. Produk juga memberi simbol makna dalam masyarakat misal “ bayam” diasosiasikan dengan kekuatan dalam film Popeye atau makanan juga dapat disimbolkan sebagai hubungan keluarga yang erat sehingga resep turun temurun keluarga menjadi andalan dalam memasak, misal iklan Sasa atau Ajinomoto. Produk dapat menjadi simbol dalam masyarakat untuk menjadi ikon dalam ibadat agama.

Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, karena konsumen tidak dilahirkan spontan mengenai nilai atau norma kehidupan sosial mereka, tetapi mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan teman-temannya. Anak menerima nilai dalam perilaku mereka dari orang tua , guru dan teman-teman di lingkungan mereka. Namun dengan kemajuan zaman yang sekarang ini banyak produk diarahkan pada kepraktisan, misal anak-anak sekarang lebih suka makanan siap saji seperti Chicken Nugget, Sossis, dan lain-lainnya karena kemudahan dalam terutama bagi wanita yang bekerja dan tidak memiliki waktu banyak untuk mengolah makanan.

Kebudayaan juga mengimplikasikan sebuah cara hidup yang dipelajari dan diwariskan, misalnya anak yang dibesarkan dalam nilai budaya di Indonesia harus hormat pada orang yang lebih tua, makan sambil duduk dsb. Sedangkan di Amerika lebih berorientasi pada budaya yang mengacu pada nilai-nilai di Amerika seperti kepraktisan, individualisme, dsb.
Budaya berkembang karena kita hidup bersama orang lain di masyarakat. Hidup dengan orang lain menimbulkan kebutuhan untuk menentukan perilaku apa saja yang dapat diterima semua anggota kelompok. Norma budaya dilandasi oleh nilai-nilai, keyakinan dan sikap yang dipegang oleh anggota kelompok masyarakat tertentu. Sistem nilai mempunyai dampak dalam perilaku membeli, misalnya orang yang memperhatikan masalah kesehatan akan membeli makanan yang tidak mengandung bahan yang merugikan kesehatannya.

STRATEGI PEMASARAN DENGAN MEMPERHATIKAN BUDAYA
  
Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu masyarakat. Dengan memahami budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi.
Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
a.    Tekanan pada kualitas
b.    Peranan wanita yang berubah
c.    Perubahan kehidupan keluarga
d.    Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
e.    Waktu senggang yang meningkat
f.     Pembelian secara impulsif
g.    Hasrat akan kenyamanan